Skip to main content

37 Lembaga Non Partisan Nilai Visi Misi 2 Paslon Capres

37 Lembaga Non Partisan Nilai Visi Misi 2 Paslon Capres
37 Lembaga Non Partisan Nilai Visi Misi 2 Paslon Capres

Bengkulu, Viralpublik.com - Sektor energi akan menjadi salah satu materi dalam debat babak kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tanggal 17 Februari 2019 mendatang. Sayangnya, Visi dan Misi kedua pasangan calon kepala negara mengenai energi belum dipandang sebagai bagian vital dalam menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat.

Terkait hal ini, Ketua Kanopi Bengkulu, Ali Akbar, Rabu (6/2/2019) mengatakan, sebuah gerakan bersihkan Indonesia, gabungan 37 lembaga non-partisan (termasuk Kanopi Bengkulu, Kelopak, WCC dan Pupa Bengkulu) menilai kedua pasangan capres masih mengandalkan energi kotor batu bara untuk pemenuhan energi nasional.

“Kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden masih terjebak sebatas jargon dan tidak memiliki peta jalan yang jelas untuk mencapai kedaulatan energi listrik yang bebas dari energi fosil batu bara,” ujar Ali Akbar. 

Lanjut Ali Akbar, pengembangan energi listrik dari batu bara lewat proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk pemenuhan energi nasional terbukti semakin menyengsarakan rakyat. Puluhan ribu nelayan dan petani terutama di pesisir Sumatera mulai dari Lampung, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Meulaboh, Nangroe Aceh Darussalam semakin berkurang pendapatannya, karena laut dan daerah pesisir tempat mereka mencari ikan dan bertani rusak oleh operasional PLTU batu bara. Potret kehidupan di hilir bisnis kotor batu bara ini telah mendorong kemiskinan ke level yang mengkhawatirkan.

“Pada setiap fase keberadaan proyek mulai dari pra-konstruksi hingga operasi telah terbukti menyengsarakan rakyat, seperti yang dialami belasan petani penggarap lahan di tapak PLTU Teluk Sepang yang kehilangan tanam tumbuh tanpa ganti rugi yang adil. Sementara pengoperasian PLTU batu bara di Pangkalan Susu, Sumatera Utara telah menyengsarakan nelayan karena jumlah tangkapan menurun drastis. Begitu pula yang dialami petani padi sawah di sekitar PLTU batu bara Keban Agung, Sumatera Selatan yang mengalami penurunan produksi padi,” terang Ali Akbar.

Mirisnya, tambah Ali Akbar, saat ini pemerintah sedang menambah pembangkit listrik berbasis batu bara di delapan provinsi di Sumatera yaitu Bengkulu, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan dengan daya 7.004 Megawatt (MW). Di Bengkulu, penolakan terhadap energi kotor PLTU batu bara berkapasitas 2 x 110 Megawatt di Kelurahan Teluk Sepang sudah disuarakan rakyat bersama organisasi masyarakat sipil sejak awal rencana pendirian proyek itu.

“Kami ingin capres Jokowi dan capres Prabowo memberi harapan bahwa Indonesia akan meninggalkan batu bara dan mulai bicara bagaimana peralihan pemanfaatan energi bersih terbarukan menjadi sumber utama energi listrik Indonesia. Karena fakta lainnya, PLTU Batubara kini menjadi pembunuh senyap dan bertanggungjawab atas kematian dini 6.500 jiwa per tahunnya,” ungkapnya. 

Sementara itu, Direktur Kelopak Bengkulu Deddy Kurniadi mengatakan, pihaknya sudah pelajari visi-misi kedua pasangan calon presiden. Sayangnya, kedua calon masih mengandalkan pemanfaatan batu bara untuk energi nasional dan tidak ada satu pun yang bicara tentang dampak-dampak masif yang tengah dihadapi para petani, nelayan di pesisir dan warga di desa-desa di daerah tambang batu bara. 

Kondisi ini menurut dia menjadi pelajaran penting bahwa teori meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proyek-proyek PLTU batubara hanyalah ilusi. Kebijakan energi nasional seharusnya sejalan dengan ketahanan pangan baik darat maupun laut, bukan justru membunuhnya. Kedua capres harus mengakhiri ilusi ini. 

Sementara itu, laporan terbaru (coalruption) menyebutkan ada hubungan yang kental antara bisnis tambang batu bara dengan pendanaan politik di tingkat daerah dan nasional terutama pilpres. Jika kedua capres tidak ingin dihubungkan dengan bisnis kotor ini, mereka harus bicara tentang peralihan dari pemanfaatan batubara ke energi baru terbarukan sebagai tumpuan energi nasional.

“Tren global adalah mengganti batu bara dengan energi baru terbarukan. Dan Indonesia dengan kekayaan energi surya dan sumber energi baru terbarukan lainnya, bisa membawa bangsa ini lebih baik kedepannya," pungkasnya. (Rori Oktriyansyah) 

Dibaca 14 kali

Facebook comments